Huawei Siapkan Ponsel Pintar dengan Sistem Operasi Harmony

Foto: huaweicentral.com

Cyberthreat.id – Perusahaan teknologi asal China, Huawei Technologies, mengatakan, sistem operasi buatannya, HarmonyOS, bakal diterapkan untuk ponsel pintar.

Hal itu disampaikan kata Rotating Chairman Huawei, Eric Xu, saat Huawei Global Analyst Summit 2021 yang disiarkan secara langsung, Senin (12 April 2021).

Amerika Serikat memberikan sanksi kepada Huawei sejak 2019. Akibatnya ponsel terbaru Huawei tidak mendapatkan lisensi penuh dari Google Android.

Sejak itu, Huawei meluncurkan sistem operasi buatan sendiri bernama HarmonyOS, yang saat ini baru terpasang di perangkat wearable dan layar pintar.


Berita Terkait:


Mereka juga mengembangkan ekosistem Huawei Mobile Services sebagai pengganti sejumlah layanan dari Google Android.

Huawei sudah bekerja sama dengan 20 vendor perangkat lunak dan 280 vendor aplikasi untuk mengembangkan ekosistem di Huawei Mobile Services atau HMS.

"Kami perkirakan lebih dari 40 merk arus utama dan 100 juta perangkat akan jadi titik masuk OS Harmony pada 2021," kata Xu seperti dikutip dari Antaranews.com.

Hingga akhir tahun lalu, terdapat 23 juta pengembang yang terdaftar di ekosistem HMS, sekitar 300.000 pengembang berada di luar China.

Catatan Huawei, tahun lalu pengguna Huawei App Gallery di luar China naik lebih dari 10 kali lipat dibandingkan 2019. Huawei App Gallery menjangkau lebih dari 700 juta pengguna Huawei di 170 negara dan wilayah.

Krisis chip

Menyangkut krisis chip, Huawei mengajak para pemain di industri semikonduktor berkolaborasi.

"Untuk bisa mengembalikan bisnis secara normal di industri semikonduktor dan menghindari krisis besar, kuncinya adalah mengembalikan kepercayaan global dan kerja sama di industri ini," kata Xu.

Huawei berpendapat krisis semikonduktor ini bermula dari sanksi Amerika Serikat terhadap sejumlah perusahaan asal China, termasuk Huawei. Sanksi itu mengganggu tingkat kepercayaan di industri tersebut.

Sanksi tersebut menyebabkan para produsen di berbagai industri, termasuk otomotif, perangkat elektronik, dan ponsel menimbun pasokan chip sehingga menimbulkan kelangkaan di pasar.

Huawei, menurut Xu, menyimpan pasokan untuk sebulan hingga enam bulan ke depan. Ia  khawatirann krisis chip bisa memicu krisis ekonomi yang lebih besar di masa mendatang.[]