Huawei Sebut Keamanan Siber dan Perlindungan Privasi Tantangan Utama Transformasi Digital
Cyberthreat.id – Huawei Technologies, perusahaan teknologi terkemuka China, mengatakan tantangan utama transformasi digital yang begitu cepat saat ini ialah keamanan siber dan perlindungan privasi.
"Di dunia digital yang cerdas, yang diberdayakan oleh teknologi seperti 5G, cloud, AI, ruang siber yang aman dan stabil sangatlah penting untuk melindungi mata pencaharian masyarakat. Artinya, keamanan siber dan perlindungan privasi akan diperlukan untuk semua organisasi," kata Huawei dalam Laporan Tahunan 2020, Rabu (31 Maret 2021).
Oleh karenanya, Huawei pun mengklaim prioritas utama perusahaan saat ini terkait keamanan siber dan perlindungan privasi, salah satunya dengan berbagai inovasi teknologi dan transformasi berkelanjutan.
Huawei mengatakan, akan mengembangkan produk yang aman, dapat dipercaya dan berkualitas, dan layanan yang akan membantu pelanggannya meningkatkan ketahanan siber.
"Huawei terus mengoptimalkan sistem end-to-end, memastikan bahwa setiap domain terus diperbarui dengan kemajuan terbaru dalam keamanan dan privasi dunia maya," tutur perusahaan.
"Menekankan kepatuhan operasional dan menempatkan keamanan siber dan perlindungan privasi di bagian atas agenda perusahaan," Huawei menambahkan.
Saat ini, Huawei mengatakan, telah membuka enam Cyber Security and Privacy Protection Transparency Centers di enam negara, antara lain Inggris, Kanada, Jerman, Uni Emirat Arab, Belgia, dan China. Ini diharapkan Huawei dapat dimanfaatkan pemangku kepentingan untuk memperkuat komunikasi dan kerja sama dalam standar keamanan, pengujian dan verifikasi, dan inovasi teknologi.
Pada enam pusat keamanan siber itu, Huawei mengadakan sejenis acara untuk menyadarkan keamanan siber dan perlindungan privasi, dengan tujuan memperkuat budaya perusahaan seputar keamanan siber dan perlindungan privasi.
Huawei juga berencana mengembangkan kursus terkait keamanan siber dan perlindungan privasi online.
Selain itu, Huawei memiliki rencana dalam inovasi teknologi membantu pelanggannya mengatasi risiko keamanan, antara lain kriptografi, kepercayaan AI, komputasi rahasia, diferensial privasi, identitas digital, dan sebagainya.
Rencana inovasi-inovasi itu berpusat pada skenario bisnis seperti 5G, AI, komputasi awan, perangkat pintar (smart devices), teknologi mengemudi otonom , dan digital intelligence twins.
Terkait teknologi 5G, Huawei mengatakan basis stasiun 5G dilengkapi dengan fitur keamanan salah satunya anti-DDoS, firewall, dan lain-lain yang dapat meningkatkan ketahanan siber.
Strategi ke depan
Huawei menilai keamanan siber ialah tantangan bersama dan perlunya kolaborasi antara pemangku kepentingan termasuk pemerintah, industri, dan sebagainya.
Untuk itu, strategi ke depan, Huawei mengatakan, akan melanjutkan kolaborasi dengan mitra globalnya untuk inklusi digital yang dinamainya “tech4all”.
Selain kolaborasi untuk inklusi digital, Huawei juga berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan memastikan pendidikan tetap berjalan selama pandemi dengan bantuan teknologi dari Huawei.
Selanjutnya, mengembangkan kerja sama terkait teknologi untuk konservasi alam yakni Huawei Cloud AI dan ponsel bekas Huawei untuk mengidentifikasi suara penebangan liar melalui sistem pemantauan suara tenaga surya yang diterapkan di hutan.
Huawei Cloud AI diklaim perusahaan dirancang untuk membuat pembelajaran online dan hiburan, serta membantu orang tuna rungu berkomunikasi.
Mengenai perlindungan privasi, Huawei mengembangkan privasi yang kuat dengan proses perlindungan bersama dengan serangkaian alat TI dan platform serta berinvestasi dalam upayanya memastikan hak subjek data.
Untuk melakukan pengujian keamanan siber dan perlindungan privasi produknya, Huawei menggandeng pihak ketiga yang independen, seperti badan sertifikasi hingga program bug bounty.[]
Redaktur: Andi Nugroho