Pengguna Parler Marah Situs Itu Kirim Postingan Pengguna ke FBI
Cyberthreat.id - Parler, jaringan sosial yang populer di kalangan konservatif, dibanjiri gelombang komentar marah pada hari Jumat setelah terungkap bahwa platform "kebebasan berbicara" itu telah berulang kali berkolaborasi dengan FBI dalam minggu-minggu menjelang kerusuhan di Gedung Capitol Amerika Serikat pada 6 Januari lalu.
Dilansir dari CBS News, Parler mengklaim mereka telah memperingatkan FBI akan kemungkinan terjadinya kekerasan pada 6 Januari. Itu diungkap dalam surat kepada Komite Pengawas Parlemen pada hari Kamis (25 Maret 2021).
Dalam surat menanggapi penyelidikan terkait kerusuhan Capitol itu, Parler mengatakan bahwa mereka mengembangan "jalur komunikasi formal" dengan FBI untuk melaporkan ancaman kekerasan yang dibuat pengguna platformnya.
Diketahui, Parler menjadi sosial media favorit bagi kaum konservatif dan pendukung Trump selama setahun terakhir karena pengguna media sosial mencari alternatif selain Facebook dan Twitter. Setelah kerusuhan Capitol, aplikasinya sempat offline sekitar sebulan karena Amazon Web Services (Parler menggunakannya untuk menyimpan data), Google dan Apple (pemilik toko aplikasi tempat pengguna mengunduh aplikasinya) menuduh Parler gagal memerangi konten pengguna yang ekstrem.
Berminggu-minggu sebelum perusuh menerobos masuk ke Capitol, Parler mengatakan mengirimkan konten kekerasan ke FBI lebih dari 50 kali, termasuk ancaman khusus yang sedang direncanakan.
"Parler bahkan memberi tahu penegak hukum tentang ancaman khusus kekerasan yang direncanakan di Capitol," tulis Parler dalam surat itu.
"bahkan setelah serangan kekerasan berhenti, Parler terus dengan patuh dan proaktif melaporkan postingan ke FBI di mana pengguna mengancam akan melakukan kekerasan tambahan," kata Parlet.
Mantan analisis intelijen Dinas Rahasia Jeff James menyebut postingan di media sosial itu "menghasut dan memprihatinkan."
Pihak berwenang telah mengaitkan lebih dari 50 terduga perusuh dengan kelompok ekstrimis Amerika, termasuk Oath Keepers. Beberapa diantaranya mengatakan mereka mengikuti perintah Trump hari itu. Trump sendiri dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada hari Rabu (24 Maret 2021) membela perusuh.
"Itu nol ancaman, sejak awal itu nol ancaman," katanya.
Tapi menurut jaksa federal Michael Sherwin, lebih dari 100 perusuh telah dituduh menyerang petugas federal atau polisi lokal selama kerusuhan.
Gelombang kemarahan pengguna Parler
Para pengguna Parler yang sama sekali tak menyangka bahwa unggahan mereka akan dilaporkan ke FBI, menuangkan kemarahannya kepada media sosial yang mengaku memperjuangkan kebebasan berbicara itu.
Seperti dilaporkan Newsweek pada Jumat (26 Maret 2021), salah satu penggunanya menulis "Ini BUKAN contoh platform kebebasan berbicara. Parler adalah penipuan."
"Saya kira ketika sebuah perusahaan mengatakan bahwa mereka adalah platform kebebasan berbicara, saya tidak akan mengharapkan mereka menyerahkan orang-orang ke FBI yang korup," bunyi salah satu orang berkomentar.
Yang lain menulis,"Bagaimana ini bisa membuat kami ingin tetap di Parler ketika Anda melanggar hak orang untuk kebebasan berbicara?"[]