Jelang Sidang Kematian George Floyd, Minneapolis Bayar Influencer Media Sosial

Polisi Minneapolis Derek Chauvin saat menganiaya George Floyd sebelum akhirnya meninggal di tahanan | Ilustrasi kolase foto via Tribunnews

Cyberthreat.id - Menjelang persidangan terhadap mantan perwira polisi yang menghadapi tuduhan pembunuhan terhadap pria kulit hitam George Flyod hingga meninggal di tahanan dan memicu protes di seluruh dunia lewat tagar BlackLivesMatter, pemerintah Kota Minneapolis mempekerjakan influencer media sosial untuk menyebarkan pesan yang dibuat dan disetujui pemerintah. Pemilihan hakim untuk persidangan itu akan dimulai pada 8 Maret mendatang.

Seperti dilaporkan The Verge pada Minggu (28 Februari 20201), Minneapolis mengajukan anggaran total sebesar US$1,181,500 (setara Rp16,8 miliar) terkait penanganan dan penyebaran informasi persidangan  dan telah disetujui oleh Dewan Kota pada hari Jumat lalu.

Disebutkan, rencana itu bertujuan untuk mengatasi penyebaran informasi yang salah dengan menggunakan "perwakilan terpercaya" atau influencer untuk menyebarkan pesan ke komunitas kulit hitam Afrika-Amerika, penduduk asli Amerika, dan orang Latin yang tidak punya akses ke media tradisional.

“Kami bermaksud untuk menawarkan layanan komunitas yang ditingkatkan selama uji coba untuk membuat orang tetap mendapat informasi dan aman, terutama komunitas yang tidak berbahasa Inggris dan kulit hitam, Masyarakat Asli Berwarna (BIPOC) dan bisnis kecil yang tidak bergantung pada media tradisional.”

Program yang disebut sebagai bagian dari Sistem Informasi Bersama ini nantinya diharapkan membuat masyarakat bisa mendapatkan informasi yang relevan dan tepat waktu selama persidangan berlangsung.

"Melalui Departemen Komunikasi dan Lingkungan dan Hubungan Masyarakat, pemerintah kota akan memastikan bahwa masyrakat dan pemimpin terpilih mendapat akses langsung ke informasi secara real-time menjelang persidangan, selama persidangan, dan ketika putusan diumumkan," kata pemerintah Kota Minneapolis.

Mengutip juru bicara kota Sarah McKenzie, media lokal Minnesota Repormer melaporkan, anggaran untuk enam influencer media sosial adalah US$ 12.000, dengan masing-masing dibayar $ 2.000 untuk berbagi informasi selama uji coba mendatang. Selain itu, kampanye untuk menjangkau komunitas juga diperluas lewat program radio. Anggaran total untuk pekerjaan ini adalah US$ 69.500.

Selain itu, pejabat kota merencanakan pengarahan rutin untuk membuat publik mengikuti persiapan dan tanggapan terkait persidangan dan memerangi informasi yang salah.

Kepala Polisi Minneapolis Medaria Arradondo mengatakan persiapan untuk persidangan sudah dilakukan dalam beberapa bulan terakhir dan melibatkan sejumlah pihak.

“Komunikasi adalah kunci deeskalasi. Komunikasi adalah kunci untuk memastikan komunitas kita terdidik dan sadar akan rencana ini,” katanya.

George Floyd meninggal dalam tahanan polisi pada Mei 2020 lalu, setelah mantan perwira Derek Chauvin menekan leher Floyd dengan lututnya saat dia terbaring di tanah dengan tangan diborgol. Warga yang protes atas tindakan polisi yang sewenang-wenang itu kemudian turun ke jalan. Aksi protes merebak di banyak tempat, termasuk di luar Amerika.

Selain Derek Chauvin, tiga perwira lain yang juga telah dipecat turut menjadi tersangka. Mereka akan menjalani persidangan terpisah. Untuk Derek, pemilihan hakim persidangannya dimulai pada 8 Maret mendatang. Sementara tiga tersangka lainnya akan diadili pada Agustus mendatang.[]