Kemenkominfo Kebut 5 Paket Proyek Jaringan 4G di Wilayah 3T

Menteri Kominfo Johnny G. Plate saat memberikan laporan dalam acara Peluncuran Konektivitas Digital Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Jumat (26 Februari 2021). | Foto: Arsip Kementerian Kominfo

Cyberthreat.id – Menteri Kementerian Kominfo RI Johnny G. Plate menyatakan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi BAKTI Kominfo bersama para mitra penyedia terpilih telah teken kontrak payung untuk proyek penyediaan jaringan telekomunikasi di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T).

Proyek tersebut terdiri atas pembangunan BTS di 4.200 desa/kelurahan pada tahun 2021 dan 3.704 desa/kelurahan pada 2022 yang melengkapi seluruh desa/kelurahan di wilayah 3T dengan sinyal internet 4G.

Johnny mengatakan, proyek tersebut terdiri atas lima paket kontrak payung Tahun Anggaran 2021 hingga 2024 yang terdiri dari unsur capital expenditure dan operational expenditure.

“Seluruhnya berjumlah Rp28,3 triliun yang akan didanai pada setiap tahun anggaran dari komponen Universal Service Obligation (USO), sebagian dari alokasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor Kominfo, dan Rupiah Murni (RM)," jelas Menkominfo saat meluncurkan program “Konektivitas Digital 2021 dan Prangko Seri Gerakan Vaksinasi Nasional Covid-19” di Istana Negara, Jakarta, Jumat (26 Februari 2021) seperti dikutip dari situs web Kominfo.go.id.

Di hadapan Presiden Joko Widodo, Johnny memaparkan kontrak Paket 1 dan Paket 2 telah diteken pada 29 Januari 2021. Pihak ketiga yang memegang proyek tersebut yaitu Fiberhome, Telkom Infra, dan Multitrans Data. Nilai kontraknya sebesar Rp9,5 triliun.

"Sedangkan, saat ini, kita akan menyaksikan penandatanganan kontrak Paket 3, 4, dan 5 oleh konsorsium PT Aplikanusa Lintasarta, Huawei, dan PT SEI untuk Paket 3, serta IBS dan ZTE untuk Paket 4 dan Paket 5 dengan total nilai kontrak Rp18,8 triliun," tutur dia.

Mengenai proyek pembangunan Satelit Multifungsi SATRIA-1 yang dilakukan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), kata dia, telah memasuki tahap pemenuhan pembiayaan proyek.

Proyek kerja sama dengan PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) itu menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) produksi Thales Alenia Space (TAS) dari Prancis, dengan rocket launcher produksi Space-X, yaitu Falcon 9-5500 dari Amerika Serikat.

"Capital expenditure proyek ini sebesar US$545 juta atau setara dengan Rp7,68 triliun, yang terdiri dari porsi ekuitas sebesar US$114 juta (Rp1,61 triliun) dan porsi pinjaman sebesar US$431 juta (Rp6,07 triliun," ujarnya.

Selain itu, Kementerian Kominfo, menurut Menteri Johnny, juga akan meluncurkan Satelit SATRIA-1 akan digunakan untuk penyediaan akses internet bagi 150 ribu titik layanan publik yang belum tersedia akses internet dari total 501.112 titik layanan publik di Indonesia.

Fasilitas internet pada 150 ribu titik layanan publik tersebut terdiri dari 3.700 fasilitas kesehatan, 93.900 sekolah dan pesantren, 47.900 kantor desa dan kelurahan, dan 4.500 titik layanan publik lainnya.

"Dengan total kapasitas transmisi satelit sebesar 150 Gbps, setiap titik akan mendapatkan kapasitas dengan kecepatan sebesar 1 Mbps. Sesuai jadwal yang disepakati Satelit SATRIA-1 diharapkan dapat beroperasi pada Kuartal III tahun 2023," tutur Johnny.

Dalam kegiatan itu, Presiden Jokowi juga melakukan penandatanganan Sampul Hari Pertama Prangko Seri Vaksinasi Covid-19.

Peluncuran seri prangko ini merepresentasikan Indonesia sebagai negara yang dengan cepat dan sigap memerangi pandemi Covid-19 melalui vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat agar dapat mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity.

“Di masa yang akan datang penerbitan prangko dapat dilakukan secara digital dengan metode barcode untuk tracking dan tracing, dan dilengkapi dengan fitur augmented reality pada prangko agar menjadi lebih detail dan menarik,” ujar Menkominfo.[]