Cara Prancis Lindungi Anak-anak dari Konten Pornografi Online
Cyberthreat.id – Pemerintah Prancis merilis sebuah platform online yang membantu para orangtua melindungi anak-anaknya dari konten-konten pornografi di internet.
Platform tersebut bernama “Je protège mon enfant”—kurang lebih artinya ‘Saya melindungi anak saya—yang diluncurkan oleh Menteri Digital Cédric O dan Menteri Anak Adrien Taquet pada 9 Februari 2020 berbarengan dengan Hari Internet Lebih Aman (Safer Internet Day).
Dalam platform tersebut terdapat video penjelasan, tutorial, dan tautan ke aplikasi kontrol orangtua, demikian seperti dikutip dari Euractive.com, diakses Senin (15 Februari 2021).
Menurut studi OpinionWay pada 2018, 62 persen anak muda telah melihat gambar porno sebelum masuk SMP. Temuan lain 23 persen mengakui pornografi membuat mereka merasa tidak nyaman dan 13 persen merasa bahwa hal itu telah memberikan tekanan pada diri mereka.
Namun, membatasi pornografi juga bukan perkara mudah bagi pemerintah Prancis, terlebih akses online saat ini mudah dilakukan melalui smartphone.
Sejak Juli 2020, pemerintah Prancis telah membuat undang-undang yang mengatur ketat bagi situs-situs web pornografi yaitu mensyaratkan pengunjung setidaknya berusia minimal 18 tahun.
Namun, hal itu sulit untuk diterapkan. Regulator penyiaran Prancis (Conseil supérieur de l’audiovisuel), yang diberi wewenang untuk mengenali dan menghukum pelanggaran semacam itu, menghadapi masalah untuk pertama kalinya pada November 2020.
"Dibandingkan dengan video rekaman pornografi di masa lalu, konten sekarang bersifat live," jelas psikiater Gabrielle Arena.
“Kebrutalan dan konsumsi yang mudah ini mengkhawatirkan,” tambahnya.
Menurut dia, ada beberapa dampak yang dirasakan anak-anak ketika menonton pornografi. Anak dapat merasakan “kejutan” ketika dihadapkan dengan tubuh orang dewasa, sesuatu yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan, kebingungan, dan kadang-kadang bahkan "perasaan jijik".
Konsumsi awal konten pornografi, kata dia, juga terkadang memengaruhi "imajinasi dan fantasi" kaum muda.
Pada 2014, kata dia, usia rata-rata orang Prancis melakukan hubungan seksual pertama kali diperkirakan berusia 16,2 tahun dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin (baik pria maupun wanita).
Meskipun orang tua mungkin adalah orang yang paling tidak tepat untuk membicarakan tentang seksualitas, menurut Athena, orangtua tetaplah jangan menghindar sama sekali untuk membahas masalah tersebut.
“Anak harus diajak untuk bisa membicarakannya dengan bebas, ‘mendekonstruksi’ apa yang dia lihat, dan menegaskan bahwa ‘ini bioskop, ini adalah aktor yang dibayar dan yang tampil sepanjang waktu’,” tutur dia.[]