Sejumlah Aplikasi Kencan Ini Melacak Lokasi Penggunanya
Cyberthreat.id - Layanan VPN ExpressVPN Digital Security Lab yang berbasis di Kepulauan Virgin Inggris telah merilis laporan baru yang mengungkapkan sejumlah aplikasi kencan melacak lokasi penggunanya tanpa izin.
Data lokasi yang diambil dari ponsel cerdas dapat memperkaya profil pengguna dan memberikan wawasan tentang perilaku pengguna melalui detail pergerakan pengguna. Data yang dikumpulkan oleh sensor lokasi dapat berakhir di tangan penegak hukum, badan intelijen, dan organisasi militer. Data dalam jumlah besar tentang pergerakan populasi ini dapat mengancam privasi orang biasa di seluruh dunia dengan potensi masalah hak asasi manusia.
Dilansir dari ZDnet, ExpressVPN Digital Security Lab bekerja dengan Esther Onfroy dari Defensive Lab Agency dan menggunakan pemindai aplikasi yang disediakan oleh Exodus Privacy untuk menganalisis 450 aplikasi di seluruh aplikasi perpesanan, game, sosial, dan belanja yang digunakan oleh konsumen sehari-hari.
Pengujian ini menggunakan kombinasi alat otomatis dan analisis manual, untuk menentukan apakah ada "tanda tangan", atau informasi pengenal, untuk pelacak dalam kode aplikasi mengumpulkan informasi menarik lainnya seperti titik akhir jaringan yang mungkin berkomunikasi dengan aplikasi.
Dalam prosesnya, peneliti mengunduh dan membongkar setiap penginstal aplikasi, membongkar bahasa mesin menjadi kode sumber yang dapat dibaca manusia, mencari kode sumber untuk tanda tangan pelacak dan pengenal lainnya, dan menghubungkan temuannya dengan database web, informasi publik, dan toko aplikasi.
Ditemukan bahwa semua aplikasi yang dianalisis mengandung pelacak yang dipertanyakan. Seluruh aplikasi yang diuji secara kolektif telah diunduh setidaknya 1,7 miliar kali oleh konsumen di seluruh dunia.
Di antara aplikasi tersebut, 64 diantaranya adalah aplikasi kencan yang telah diunduh setidaknya 52 juta kali secara global. Pelacak lokasi ini dikaitkan dengan beberapa perusahaan seperti X-Mode (terlibat dalam penjualan data lokasi pengguna aplikasi Muslim Pro kepada kontraktor militer Amerika Serika), OneAudience, dan Predicio, antara lain, yang telah berulang kali dipanggil karena pelanggaran privasi.
X-mode muncul di 44% (199) dari 450 aplikasi yang dianalisis. Meskipun ada larangan, hanya 10% dari aplikasi ini yang telah dihapus dari Google Play. X-mode diketahui menawarkan kerja sama kepada aplikasi pihak ketiga untuk melacak data lokasi penggunanya. Aplikasi yang bersedia bekerja sama, akan diberikan script SDK untuk ditanam di aplikasi mereka. X-Mode kemudian membayarnya berdasarkan berapa banyak pengguna aplikasi itu. (Lihat: Cara Kerja X-Mode Manfaatkan Aplikasi Lain untuk Menambang Data Lokasi)
Aplikasi kencan ini tetap tersedia untuk diunduh secara massal pada akhir Januari 2021 di Google Play Store dan secara khusus menargetkan berbagai orientasi seksual, serta berbagai macam kelompok nasional, etnis, dan ras.
Ini termasuk aplikasi seperti Jack'd - Gay Chat & Dating (5 juta unduhan), FEM (aplikasi kencan gratis untuk lesbian dan para jomblo dengan 1 juta unduhan), Encore (aplikasi kencan single parents dan cerai, dengan 500.000 unduhan), Black Dating (aplikasi khusus bertemu lajang hitam online terdekat, 100 ribu unduhan), dan Asian Mingle (aplikasi kencan gratis Asia dan obrolan jomblo dengan 100 ribu unduhan).
Selain itu, ada juga aplikasi kencan yang lebih tenar seperti Mingle2, yang mengklaim memiliki lebih dari 39 juta anggota.
Terungkapnya pelacakan lokasi secara diam-diam oleh aplikasi ini menunjukkan ada ancaman yang semakin besar terhadap privasi konsumen. Saat Anda mengunduh aplikasi, Anda berada di bawah kendali aplikasi. Banyak aplikasi tidak akan berfungsi tanpa layanan lokasi, dan beberapa pembaruan mengaktifkan kembali pengaturan secara diam-diam.
Bagaimana pun, pilihan tetap ada di tangan pengguna. Apakah Anda akan menjalani hidup tanpa aplikasi yang terus mengintai setiap pergerakan Anda, atau apakah Anda menerima bahwa suatu hari data ini dapat digunakan untuk melawan Anda? []