Dari 495 Juta Serangan Sepanjang 2020, BSSN: Hanya 9.000 yang Menjadi Insiden Siber

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Cyberthreat.id - Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat total serangan siber yang masuk ke Indonesia sepanjang 2020 mencapai 495 juta.

Dari jumlah serangan itu, hanya 9.000 serangan yang berkategori insiden siber. "Ketika serangan itu bisa masuk, itulah baru kita namakan insiden,” ujar Juru Bicara BSSN Anton Setiyawan dalam rapat kerja Komisi I dengan BSSN yang disiarkan di saluran YouTube Komisi 1 DPR RI, Rabu (3 Februari 2021).

“Jadi, ketika kita bicara 490 juta, itu serangan yang masuk ke Indonesia, tetapi insidennya 9.000 secara nasional yang dilaporkan dan ditangani oleh BSSN," kata Anton yang mendampingi Kepala BSSN Hinsa Siburian.

Dengan kata lain, ada sekitar 486 serangan yang tidak berbentuk insiden siber.

Kepala BSSN Hinsa Siburian menganalogikan serangan yang belum menjadi insiden itu ibarat peretas hanya mengintip rumah atau disebut trafik anomali.

"Hanya baru ngintip dari luar terhadap rumah ini sudah tercatat (sebagai serangan), karena yang mencatat ini mesin, sehingga muncul data seperti itu," kata Hinsa.

Anton menambahkan tugas BSSN adalah memastikan trafik anomali atau yang berpotensi berujung pada insiden agar tidak menjadi insiden.

Dari 9.000 insiden yang terjadi itu, kata dia, serangan web defacement  (mengubah tampilan halaman situs web) yang paling dominan terjadi.

Menurut Anton, hingga saat ini tidak ada insiden siber yang berskala negara.

"Didata itu ada beberapa ribu yang masuk pelaporan dan ditindaklanjuti oleh BSSN diberikan rekomendasi kemudian teman-teman di K/L yang mempunyai sistem tersebut yang kemudian melakukan recovery atau penanggulangan," katanya.

Salah satu yang ditangani yakni terkait situs web DPR RI yang sempat diubah tampilan. (Baca: Penjelasan Sekjen Soal Peretasan Website DPR RI)

Redaktur: Andi Nugroho