Kepala BSSN Ingatkan Pentingnya Memperkuat Keamanan Data dan Informasi
Cyberthreat.id – Pandemi Covid-19 membuat perusahaan berlomba-lomba untuk memanfaatkan teknologi dalam bertransformasi digital. Pemanfaatan teknologi informasi pun menjadi solusi dalam beraktivitas sehari-hari.
Untuk itu, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian, mengingatkan agar perusahaan mengamankan aset yang sangat berharga yakni data dan informasi.
“Data dan informasi menjadi aset yang sangat berharga dan rentan terhadap serangan siber,” kata Kepala BSSN, Hinsa Siburian, dikutip situs web BSSN, diakses pada Senin (1 Februari 2021).
Seperti diketahui, ketika menggunakan aplikasi atau beraktivitas di ruang siber, data selalu diminta oleh penyedia sistem elektroniknya.
Contoh, penggunaan platform telekonferensi video, Zoom. Untuk menggunakan layanan, pengguna wajib membuat akun atau masuk lewat akun lainnya, seperti akun Google. Dengan begitu, pengelola Zoom pun menyimpan data pengguna.
Sumber: BSSN.
Aset data itulah yang dinilai Hinsa menjadi sasaran serangan siber. Selain dari segi teknologi, Hinsa mengatakan manusia (people) dan proses (process) juga menjadi faktor lain yang kerap menjadi sasaran serangan siber.
“Faktor ini merupakan elemen keamanan siber yang saling berkaitan dan terintegrasi,” kata Hinsa.
Keamanan siber berperan penting dalam menjadi fondasi dalam menjaga keamanan dan keterhubungan seluruh sistem.
Menurut Hinsa, tiga elemen keamanan siber (teknologi, manusia, proses) tidak bisa dipisahkan dalam penerapan Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI).
Hinsa mendorong setiap organisasi atau perusahaan untuk menerapkan SMKI dalam rangka meminimalisasi risiko yang ada.
"Penerapan SMKI mutlak diimplementasikan sebagai bagian dari Sistem Manajemen Organisasi dengan dukungan, partisipasi dan komitmen seluruh pemangku kepentingan organisasi/perusahaan yang meliputi pemilik, karyawan, mitra, dan klien. Implementasi SMKI yang berkesinambungan merupakan langkah preventif utama dalam menjamin keamanan informasi organisasi dari ancaman serangan siber,” ujar Hinsa.
Sementara, Direktur Proteksi Ekonomi Digital BSSN Anton Setiawan mengatakan sejumlah tips saat berinternet.
Yang perlu diperhatikan, antara lain pengguna perlu membatasi informasi pribadi, saring informasi sebelum sharing, lalu memperbarui software dan aplikasi yang dipakai.
Selain itu, pengguna juga perlu mengenkripsi data rahasia dan sensitif, menerapkan otentikasi berlapis, dan meningkatkan literasi dan kesadaran keamanan.
Ini hal mendasar dalam meninggalkan jejak digital serta cerdas dalam melindungi data pribadi di ruang siber, ujar Anton.[]
Redaktur: Andi Nugroho