Yandex, Google-nya Rusia Diserang Malware Regin
Washington/London/San Fransisco, Cyberthreat.id – Yandex, perusahaan mesin pencari internet asal Rusia, dibobol peretas (hacker). Pelaku diduga memiliki keterkaitan dengan agen intelijen Barat, tulis Reuters, Jumat (28 Juni 2019).
Empat sumber anonim Reuters yang mengetahui masalah itu mengatakan, serangan siber itu terjadi pada antara Oktober hingga November 2018 dengan senjata malware langka guna memata-matai akun pengguna.
Para peretas bisa bertahan mengakses ke Yandex selama beberapa pekan tanpa terdeteksi. Malware bernama Regin itu berkaitan dengan aliansi intelijen “Five Eyes” dari Amerika Serikat, Inggris, Australia, Selandia Baru, dan Kanada, demikian penjelasan sumber tersebut.
Malware itu pertama kali teridentifikasi sebagai alat “Five Eyes” pada 2014 setelah diungkap oleh mantan karyawan kontrak Badan Keamanan Nasional AS (National Security Agency/NSA), Edward Snowden.
Ketika dimintai komentar tentang itu, agen intelijen di negara-negara itu menolak berkomentar.
Serangan siber Barat terhadap Rusia memang jarang diakui atau dibicarakan umum. Tidak jelas dari lima negara itu siapa yang bertanggung jawab atas serangan terhadap Yandex.
Peretasan terhadap puslitbang Yandex itu juga untuk tujuan spionase ketimbang mengganggu atau mencuri kekayaan intelektual, kata sumber itu.
Sumber itu juga mengatakan, peretas tampaknya sedang mencari informasi teknis yang dapat menjelaskan bagaimana Yandex mengautentikasi akun pengguna. Informasi tersebut dapat membantu agen mata-mata menyamar sebagai pengguna Yandex dan mengakses pesan pribadi mereka.
Juru bicara Yandex, Ilya Grabovsky, membenarkan tentang serangan tersebut dalam sebuah pernyataan, tapi menolak untuk memberikan rincian lebih detail. “Serangan khusus ini terdeteksi pada tahap awal oleh tim keamanan Yandex. Serangan sepenuhnya telah dinetralkan sebelum kerusakan terjadi,” kata Ilya.
Ia juga memastikan bahwa tidak ada data pengguna yang terganggu dari serangan itu.
Yandex dikenal luas sebagai “Google Rusia”, biasa dipakai untuk sejumlah layanan online dari email hingga pemesanan taksi. Yandex memiliki lebih dari 108 juta pengguna bulanan di Rusia. Yandex juga telah beroperasi di Belarusia, Kazakhstan, dan Turki.