Ini Solusi Ericsson Perluas Jaringan 5G
Jakarta, Cyberthreat.id - Ericsson, vendor perangkat telekomunikasi yang berbasis di Swedia, terus mengembangkan teknologi demi memperluas, sekaligus mempercapat implementasi 5G secara global.
Teranyar, Ericsson meluncurkan solusi software dan hardware, yaitu standalone NR Software. Solusi baru ini diklaim akan memperluas kapasitas dan jangkauan jaringan, memungkinkan evolusi jaringan yang semakin mulus, serta memfasilitasi use case baru bagi pelanggan dan industri.
“Fokus kami adalah untuk terus mendukung kesuksesan para pelanggan kami akan 5G, dimana solusi-solusi baru ini memungkinkan mereka berada pada jalur evolusi 5G yang sesuai dengan ambisi perusahaan, menggunakan cara yang paling sederhana dan efisien,” kata Fredrik Jejdling, Executive Vice President and Head of Business Area Networks, Ericsson dalam keterangan persnya, Jumat (28 Juni 2019).
Selain itu, menurut Jejdling, Ericsson juga mengembangkan solusi cloud yang dioptimalkan untuk edge computing guna memenuhi kebutuhan pengguna.
Hal ini, disebut, memungkinkan penyedia layanan untuk menawarkan berbagai layanan baru 5G seperti augmented reality/AR dan distribusi konten dengan biaya yang efisien latensi rendah, dan akurasi tinggi bagi konsumen maupun perusahaan.
Lebih lanjut, Jejdling menjelaskan, software Standalone 5G NR yang baru ini dapat dipasang pada hardware Ericsson Radio System yang sudah ada. Didukung dengan solusi 5G dual-mode cloud core Ericsson, produk-produk baru tersebut akan membuka peluang bisnis baru bagi para penyedia layanan.
“Terutama dengan terbentuknya arsitektur jaringan yang lincah, memberikan dukungan terbaik untuk network slicing, dan memungkinkan pembuatan layanan baru dengan cepat,” ujar Jejdling.
Ericsson juga telah meluncurkan Inter-band NR Carrier Aggregation, fitur software baru yang memperluas jangkauan dan kapasitas NR pada mid dan high bands ketika dikombinasikan dengan NR pada low bands.
“Hal ini akan meningkatkan kecepatan di dalam ruangan dan di daerah, terutama ketika jangkauan sedang buruk,” ungkap Jejdling.